.comment-link {margin-left:.6em;}
Monday, July 10
MRI


Setelah beberapa lama merasakan sakit di daerah punggung sebelah bawah, serta setelah beberapa kali insiden jatuh dan satu insiden saat main bowling yang menyebabkan sakit saat berjalan, saya dengan sangat terpaksa memeriksakan diri saya ke dokter. Dokter memastikan adanya tekanan pada syaraf-syaraf di daerah lumbar (lumayan barbar? Hee…*Garing mode on*…) dan sekitar tailbone saya, dan karena hasil rontgen biasa tidak cukup untuk mengetahui syaraf mana yang tertekan, maka dokter mengatakan saya harus menjalani MRI (Magnetic Resonance Imaging) examination. Karena saya awam sekali mengenai masalah diagnosa dokter tentang apa yang terjadi pada diri saya, apalagi masalah per-MRI-an, maka selepas berkunjung ke dokter, saya dibantu oleh beberapa teman (makasih yah, guys!) melakukan sedikit research (Hidup Google!!) mengenai HNP (nama kerennya sakit saya), MRI dan rumah sakit mana di Jakarta yang punya fasilitas ini (karena mahalnya alat MRI, maka tidak semua RS punya alat ini).

Hasil research kecil saya kemudian bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kecil yang ada di benak saya. Seperti misalnya apa sih sebenarnya perbedaan antara MRI dan CT Scan?
Ternyata perbedaan yang paling utama adalah pada metode pengambilan image. MRI, seperti namanya menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk menghasilkan image, sedangkan CT Scan (computed tomography) menggunakan x-rays.

Berdasarkan hasil research dan setelah bertanya ke kanan dan ke kiri (terutama ke kiri meja saya, dimana terletak ruang accounting di kantor saya, untuk menanyakan apakah biaya MRI di cover perusahaan atau tidak), akhirnya saya memutuskan untuk menjalani pemeriksaan MRI di satu rumah sakit di daerah Menteng, Jakarta Pusat. Salah satu pertimbangan adalah lokasinya yang dekat dengan kantor saya. Jadilah hari Jumat kemarin, saya ditemani adik saya yang manis bertolak menuju rs tersebut.

Prosedur pemeriksaan MRI ini agak ribet juga. Perawat yang menemani saya menjelaskan tentang prosedur MRI dan menanyakan berkali-kali apakah saya mempunyai benda-benda logam dalam tubuh saya. Tadinya saya ragu apakah makan bayam juga bisa dikategorikan sebagai ‘mempunyai benda logam dalam tubuh’, karena kan bayam mengandung zat besi. Tapi ternyata yang dimaksud dengan benda logam adalah benda-benda seperti pen penyambung tulang patah, atau alat pacu jantung, atau persendian artificial, atau kawat gigi, atau tambalan gigi atau gigi palsu, atau alat bantu pendengaran atau serpihan peluru (hah?? yang ini sumpah kaget).

Ini dikarenakan MRI menggunakan medan magnet yang sangat kuat (sekitar 10.000 kali lebih kuat dari medan magnet bumi) untuk menghasilkan image, sehingga benda-benda logam dalam tubuh dapat membahayakan si pasien, dan image yang di hasilkan pun kemungkinan tidak akurat. Saya juga harus mengisi dan menandatangani beberapa lembar formulir yang menyatakan operasi-operasi apa saja yang pernah saya jalani serta (sekali lagi) bahwa dalam badan saya tidak ada logam, dan bahwa saya memahami prosedur MRI dan resiko dari pemeriksaan MRI. Agak grogi juga saya saat itu, sampai saya merasa perlu menelfon ibu saya untuk meyakinkan bahwa pen yang pernah dipasang di pergelangan tangan saya untuk menyambung tulang yang patah ketika kecil sudah diangkat. Saya jadi mikir gimana kalau Logan ‘wolverine’ harus di MRI yah?

Setelah proses administrasi yang lumayan ribet itu, saya diminta untuk melepaskan dan menyerahkan benda-benda logam, kali ini yang tidak berada dalam tubuh saya, seperti kacamata, jepit rambut, cincin, jam tangan, tindikan termasuk anting-anting (kalau ini sudah tentu ga punya, kuping saya ga’ bolong, kok..), pisau saku (hah?? buat malak perawat?), pena, dan kartu kredit (ga ngerti juga, wong like most people, saya naruh kartu kredit di dompet, bukan di tempel di jidat). Saya pun harus menggunakan baju khusus yang disediakan pihak rs (tanpa zipper tentunya!!).

Setelah mengenakan baju khusus tadi, mengikuti perawat saya berjalan menuju alat MRI. Berhadapan dengan alat itu, walah….kok rada ngeri juga ya. Tabungnya entah kenapa jadi terlihat kecil, dan saya jadi merasa agak claustrophobic. Perawat mempersilahkan saya tidur di tempat yang disediakan, kemudian membungkus saya dengan selimut dua lapis. Memang suhu ruangan cukup dingin, dan “Di dalam tabung itu nanti agak lebih dingin”, kata si perawat. “Nanti Mbak, dipan ini akan masuk ke dalam tabung itu. Proses pengambilan gambarnya agak lama ya, sekitar 30 menit. Diusahakan tidak banyak bergerak ya. Alatnya nanti agak berisik seperti ada yang mengetuk-ngetuk, tapi pokoknya santai saja, kalau bisa tidur malah lebih bagus. Ini ada headphone untuk mendengarkan musik, dan ini ada tombol kalau ada keadaan darurat”, lanjut si perawat yang langsung saya sukai karena memanggil saya ‘Mbak’. Hehe…

Setelah memasang headphone, saya segera menyadari bahwa musik yang diperdengarkan adalah musik-musik pengantar tidur, yang membuat pasien mengantuk dan rileks. Saat itu lagu yang sedang mengalun adalah salah satu lagu dari Boyzone, salah satu group musik yang selalu membuat saya mengantuk karena boring-nya musik dan penampilannya (sori ye…fans boyzone). Tapi lumayanlah, untuk tujuan membuat ngantuk, it works.

“Oke, Mbak, kita mulai yah.”, si perawat ngomong lagi. Saya mulai berdebar-debar lagi, dan ketika dipan mulai bergerak memasuki tabung, saya mencengkeram erat-erat si tombol yang menghubungkan tabung (baca: saya) dan dunia luar. Setelah beberapa saat dipan telah berada sepenuhnya dalam tabung, saya pun berusaha merileks-kan badan saya sambil berkonsentrasi pada musik yang terdengar.

Tak lama kemudian si alat mulai bekerja dan…..ternyata alat yang digambarkan si perawat sebagai ‘agak berisik’ itu benar-benar keterlaluan berisiknya. Suara ‘mengetuk-ngetuk’ yang dijabarkan dalam penjelasan di awal lebih tepat digambarkan sebagai suara ‘menggedor-gedor’, bahkan mungkin 'menggedor-gedor-pintu-besi-menggunakan-kursi-besi-untuk-bisa-keluar-dari-ruangan-yang-terkunci' bisa jadi merupakan penjelasan yang paling masuk akal untuk menggambarkan suara yang dihasilkan si alat ini. Suara ini berganti-ganti dengan suara melengking seperti sirene atau klakson kapal (kapal punya klakson ga sih?) yang sedang buang sauh. Lebih parah lagi, suara itu menenggelamkan dengan sukses usaha Boyzone yang sedang penuh semangat bernyanyi untuk saya. Yaelah…gimana bisa tidur, Mbak perawat? Suara-suara ini ditemani oleh beberapa getaran-getaran kecil di daerah punggung saya, yang saya asumsikan sebagai tanda bahwa alat ini sedang bekerja dengan baik. Kadang suara-suara tersebut akan hilang selama beberapa detik, namun kemudian akan muncul lagi. Kesunyian beberapa detik yang kadang-kadang terjadi itu cukup bagi saya untuk menangkap bahwa selama 30 menit itu, Boyzone ternyata diselingi oleh Celine Dion, The Corrs, dan Janet Jackson.

Karena tidak bisa tidur dan tidak bisa ngapa-ngapain, jadilah pikiran saya berkelana tak tentu arah selama 30 menit dalam tabung MRI. Memang benar kata orang (heh? kata siapa?), berada dalam tabung MRI adalah tempat yang cocok untuk berfikir.

  1. Hmm….tabung ini kecil banget, jadi agak sesak nafas….merem aja deh…
  2. Aduh…gimana ya kalau ada gempa? Pasti perawatnya lari semua….terus gimana dong saya ditinggal dalam tabung ini sendirian. Wah…gimana dong.. panik…panik…..mana tadi tombolnya?
  3. Tenang….tenang…..tabung ini kan kokoh banget. Kalau ada gempa dan bangunannya ambruk, justru berada dalam tabung ini saya bisa selamat. Pfewh…agak lega…..
  4. Si Ndul adik saya lagi ngapain di luar ya?
  5. Pingin makan duren
  6. Hmm….si A,B,C, dan D lagi ngapain ya sekarang?
  7. Hah? My heart will go on – versi Remix? Sumpah…nggak banget…..Ga suka lagu-lagu yang dimodel-model kayak gini.
  8. Mudah-mudahan beneran biaya MRI ditanggung kantor. Amiin..
  9. Pingin makan duren
  10. Huh..sebel sama si E, mo jalan-jalan ke Hongkong segala. Enak bener dia…hehe..
  11. Oya, minta tolong si B bikin brosur seminar
  12. Pingin makan duren
  13. Kalau ada gempa gimana ya? Takut ih…aduh…aduh….tombol…tombol…..
  14. Kan tadi udah dipikirin, kalo di dalam tabung kemungkinan lebih aman..Tenang dong..
  15. Oh iya, lupa..
  16. Kenapa tiba-tiba pingin makan duren gini ya? Oya, kayanya gara-gara si E bilang kalo dia sarapan duren. Sarapan kok duren...
  17. Pingin makan duren
  18. Kangen sama F, apa kabar ya ibu itu?
  19. Gimana sih Rachel sama Ross yang di Friends, udah punya anak juga, tapi masih ga jadian juga?
  20. Ngapain dipikirin ih? Penting banget gitu? Lagian kan di season finale mereka bakal jadian juga akhirnya.
  21. Iya juga ya….
  22. Hmm..si A kupingnya gimana ya, kira-kira masih 'budek' ga ya?
  23. Personil-nya Boyzone kalo ga salah ada yang gay yah?
  24. Kapan terakhir saya punya temen yang gay ya? Hmm...di Jakarta ga ada kayanya.....
  25. Pingin makan duren
  26. Saya bukan gay, tapi have no problems with the ones who are (sebenernya ini bukan termasuk yang dipikirin saat dalam tabung, tapi biar ga terjadi kesalahpahaman ajah. hehe..)

Tidak terasa, 30 menit pun berlalu, dan suara-suara bising tadi lenyap. Dipan saya meluncur keluar tabung, dan selesailah pemeriksaan MRI saya! Hore….
“Hasilnya diambil besok ya, Mbak.”, kata si perawat. “Jangan lupa barang-barangnya.”

Oke deh, jadi minggu ini jadwal saya adalah kembali mengunjungi dokter dengan membawa hasil MRI tadi (wish me luck yah, people). Dan beli duren tentunya…..hmm...slurp...slurp....yummy....


Image taken from www.fuf.org
 
posted by FLaW at 3:15 PM | Permalink |


11 Comments:


  • At 9:26 AM, Blogger ime'

    Logan 'wolverine'???? ya ampooooooooooonnnnnnnnnnnnnnnnn suka juga dia ama X-men :)):)):))

    idiiihhh... makan duren... tuh lagi ada jus duren di carrefour :P

    tulang patah waktu masih kecil? mmm... gue untung nggak loh... tapi... mungkin gue pernah matahin tulang orang :)):)):)) *nggak lageeeehhhhh... gue kan kiut dan maniz ;));))*

    sarapan makan duren???? pasti realmuhy!!!!

     
  • At 9:44 AM, Blogger RealMuhy

    wah... kamu sakit, ihiks ihiks...
    aku harus bagaimana? bawain duren? wakakaka.... moga cepat sembuh yah fit... hidup sehat ala hembing dan muhy: sarapan pagi pake duren montong, daging nya tebel, dan makannya bisa pake sendok dan garpu, gak bikin bau tangan. hebat kan??

    cuap cuap... jaga diri yah... olah raga yang banyak.... hehe.. ambil peduli....

     
  • At 2:17 PM, Blogger Awan Kusuma

    hmmm... aye abis jatoh dari motor dua kali bang... ini jari kelingkingnya masih bengkok

     
  • At 2:25 PM, Anonymous Anonymous

    mudah2an hasilnya negatif ye.. *kok kaya tes kehamilan?* ekekek..

     
  • At 6:41 PM, Blogger FLaW

    [ime] x-men rules!! suka banget!! lu 'mungkin' pernah matahin tulang orang?? gile, preman abizz...hehehe..eh..eh..di carrefour jg ada sari tebu. enak deh...:)

    [realmuhy] tengkyu ya. kirimin dong duren montong nya..hiks...cerita doang, ih...

    [awan kusuma]
    mo coba di mri juga kelingkingnya? :)

    [aaqq]
    kalo hasilnya positip, situ tanggung jawap yak? huahaha....

     
  • At 5:39 PM, Blogger FLaW

    [~fitri~]
    wah..tengkyu yah fit (emang bener, enak ya kl namanya samsyoen. hehe) infonya. sip sip....bakal gue coba juga nih kayanya ke chiropractic..

     
  • At 12:52 PM, Blogger Mariskova

    Lah itu susuk logam udah diambil blom? hehehe...


    Flaw, daku dan Papap berterimakasih banyak atas supportnya! Tenkyu berat!

     
  • At 12:18 AM, Blogger L. Pralangga

    Sok atuh mau dikirimin apa dari sini? - dendeng kalong? :D

    neng - klo kena HNP jangan ngangkat yang berat2 dan posisi punggung mesti imbang.. hati2 atuh!

     
  • At 3:00 PM, Anonymous Anonymous

    di update donk...aq kan dah support gbrnya....ingat teori darwin...kalo tulangmu bengkok km mnju homosapiens versi reverse...he he

     
  • At 12:05 PM, Blogger FLaW

    [mariskova] susuk logam gue udah diganti sama totok aura...hehehe....

    [luigi] sok atuh ditunggu kiriman dendeng kalongnyah....:D

    [vertigo] ya sabar atuh...blum sempet ngupdate nih....hehehe...iya gambar2mu blum sempet dipake...

     
  • At 12:58 PM, Anonymous Anonymous

    hai saya mau tanya dong.
    saya juga mau MRI nih,
    biaya nya kira2 berapa ya utk MRI?

    apa sebelum MRI, kita harus ada surat pengantar untuk MRI?

    ada RUmah Sakit lain yg bisa jadi referensi?

    thanks before utk info nya.
    Dwi