.comment-link {margin-left:.6em;}
Monday, August 14
Ringtone..oh..ringtone...
Pernah nggak sih ngerasa terganggu dengan ring tone hp orang? Saya kok kadang merasa terganggu ya. Ndak tahu kenapa, saya kok nggak merasa tertarik menggunakan lagu-lagu ‘asik’ atau lagu yang ‘sedang trend’ atau suara-suara aneh untuk dijadikan ring tone.

Teman kerja saya yang duduknya pas di sebelah meja saya menggunakan ring tone lagu Peter Pan yang judulnya ‘Tak bisakah’ untuk hp-nya. Saya sering terlompat kaget di meja saya karena tanpa peringatan, tiba-tiba si Ariel berteriak kencang dengan volume keras disetel pada hp dengan speaker yang sember.

“Tak bisakah kau menungguku…….hingga nanti tetap menunggu….!!
Tak bisakah kau menantiku…..hingga nanti tetap menanti….!!!”

Ouch......sakit kuping.....!! Tak bisakah kau mengganti ring tone-mu, teman?

Pernah juga saya mengajar satu rombongan staf dari sebuah instansi pemerintah, dimana kebetulan salah satu peserta training berbadan besar, tegap, bertampang garang dan jarang tersenyum. Dia juga kerap menanyakan pertanyaan-pertanyaan sulit pada saya. Pokoke…..image saya terhadap dia adalah orang yang ‘keras’. Saat mengajar mereka, saya agak surprise karena tiba-tiba intro lagu Britney Spears ‘Baby one more time’ membahana di ruang kelas (nggak usah nanya kenapa orang Indonesia saat meeting atau training tetap menyalakan hp. Unfortunately, they just do). Suara Britney yang sok seksi dan kenes itu pun menggelegar di dalam ruangan.

“Oh…baby….baby….how was I supposed to know….Oh, Baby….hit me one more time…..”

Saya agak surprise karena tidak terlalu sering mendengar lagu tersebut digunakan sebagai ring tone, dan lebih surprise lagi ternyata hp yang berbunyi adalah kepunyaan si tampang sangar. Gak matching banget ah, tampang dengan selera musiknya...hehe... and btw, Britney, Can I please hit you, my dear?....

Teman kantor saya yang lain, dulu pernah (sekarang sudah diganti, syukur deh) menggunakan ring tone dengan suara 'bip bip'. Gak ada yang aneh dengan ring tone ini, kalau saja ring tone tadi tidak di set untuk bertambah nyaring untuk setiap suara 'bip bip' yang keluar, sampai panggilan telfon dijawab. Masalahnya, teman saya tadi sering keluar dari ruangan dan dia lebih sering meninggalkan hp di mejanya daripada membawanya. Hasilnya adalah setiap hp teman saya berbunyi, saya harus meringis ngilu mendengarkan suara 'bip bip' yang semakin lama semakin kedengaran seperti suara alarm kebakaran. 'bip bip', 'bip bip', 'bip bip', 'bip bip', 'bip bip', 'bip bip'..

Aaarghh...earplug....earplug.....!!

Lain individu, lain lagi ringtone yang digunakan. Seorang sahabat, sebut saja namanya Okim, menggunakan rekaman suara seseorang (yang dibuat dengan niat) sedang memanggil namanya. Jadi bila ada yang menelfon dia, hp-nya akan berbunyi, "Okim..okim...okim...okim...", begitu terus sampai panggilan dijawab. Bisa dipahami bahwa bila hp sahabat saya ini berbunyi di tempat umum, saya dengan malu akan berpura-pura tidak mengenal dirinya.

Please, dech....!! :) :)

Memang sih ring tone is all about taste. Tujuan menggunakan ring tone itu kan to personalize your hp, sebagai salah satu sarana identifikasi diri. Meskipun saya nggak habis pikir kenapa ada orang yang ingin di identifikasikan dengan suara kokok ayam (seperti ayah saya misalnya) atau suara nyamuk (yang ini murid saya yang lain). Atau mungkin juga taste saya untuk ring tone yang terlalu biasa-biasa saja, sehingga telinga saya agak 'sensitif' kalau mendengar suara-suara aneh atau lagu pop yang 'dipaksa' keluar dari speaker hp yang sember. :)

Kesimpulannya apa sih? hehehe.....mungkin kesimpulannya adalah saya punya level ke-nggak enak-an yang cukup tinggi, karena saya merasa belum tentu orang disekitar kita, yang bakal ikutan mendengar ring tone kita, menyukai lagu-lagu yang kita anggap ‘cool’ atau suara-suara aneh. Karena itu saya memilih ring tone yang conventional, 'adem', dan netral. :)

Namun sekali lagi saya sadar bahwa ring tone is all about taste. Sangatlah wajar kalau taste orang lain berbeda dengan saya. Belum tentu orang lain punya persepsi ' ring tone netral' yang sama dengan saya. Jadi yah kalau ring tone saya irritating for some people, mohon dibukakan pintu maaf...:). Saya pun berusaha 'memahami' ring tone yang berada diluar jalur 'netral' saya. Itung-itung praktek tepa selira skala kecil. Bukankah begitu? :) :) :)
 
posted by FLaW at 2:01 PM | Permalink | 9 comments
Thursday, August 3
Good Deeds Come in Small Packages
Jumat malam di satu pusat perbelanjaan, saya menyadari bahwa saya kehilangan dompet kecil berisi stnk. Dompet kecil ini biasanya nyantol bersama-sama dengan geng-nya: kunci Flazz, alarm dan gantungan kunci Tigger, yang semuanya masih ada. Saya pun panik. Pelataran parkir saya telusuri, namun hasilnya nihil. Si dompet tetap lenyap tak berbekas. Seorang teman yang sedang bersama saya mengatakan, “Mungkin emang ketinggalan di rumah. Coba ntar lu cari lagi di rumah.” Masuk akal, saya pikir. Saya tidak ingat (no surprise there, huh?) apakah saat Jumat pagi si dompet masih ikutan nyantol bersama geng-nya. Sampai di rumah, saya bongkar semua laci, menunggingkan semua tas yang biasa saya pakai, membalikkan baju-baju di lemari, bahkan membuka kulkas. Tetapi ternyata si dompet tidak ada di mana-mana. Saya langsung lemas membayangkan harus membuat stnk baru. Terbayang jauhnya Daan Mogot, ribetnya prosedur yang harus saya lalui, dan pastinya biaya yang harus dikeluarkan. Tapi, apa mau dikata.....

Sabtu siang, saya sedang bersiap di rumah untuk berangkat ke Polsek guna mebuat surat hilang stnk saat dua orang tak di kenal datang mengendarai motor mencari saya. Ternyata, mereka membawa stnk saya!!! Wow…!! Mereka menemukan dompet kecil itu, lalu membaca nama dan alamat yang tertera di stnk, dan kemudian memutuskan untuk mengantarkan dompet tadi ke alamat tersebut. I was just speechless……dalam hati saya berkata, “Hari gini di Jakarta….masih ada ya orang baik… “. Tapi saya kaget juga waktu Pak Slamet, penemu dompet saya ini bilang, “Iya mbak, tadinya udah mau cari alamat sini dari hari Rabu kemarin, tapi baru sempet sekarang.” Hah? Kalau gitu dompet ini hilangnya udah rada lama ya, saya saja yang tidak sadar. Hehehe…..

Senin malam, saya turun dari kantor menuju Flazz di area parkir. Saat sedang memanaskan Flazz, tiba-tiba saya dikagetkan oleh seseorang yang mengetuk-ngetuk kaca samping. Saya menurunkan jendela, dan orang itu berkata, “Maaf, mbak….tadi saya parkir di sebelah mobil mbak. Pas keluar, pintu mobil saya nggak sengaja kena kaca spion mbak. Spion mbak jadinya baret.” Kaget, saya pun turun untuk mengecek spion saya. Ternyata, memang bener ada sedikit baret di belakang spion kiri saya. Tapi baret keciiiiill…….aduh….not a big deal banget……Hari gini, di Jakarta pula, mobil baret-baret sedikit sudah biasa bukan? Tapi I swear, orang itu kelihatan menyesal sekali, berulang-ulang dia minta maaf. Dia pun menawarkan untuk membayar biaya claim asuransi kalau saya berminat untuk memperbaiki baret itu. Adding to the surprise, ternyata kejadian pintu mobil dia mengenai spion saya itu terjadi saat sore menjelang maghrib, namun saat itu waktu sudah menunjukkan beberapa menit menjelang pukul delapan. Jadi selama itu ternyata Yosi, demikian nama orang itu, menunggu saya, si pemilik mobil yang belum dia kenal, pulang. Hiks….Kan bisa saja saya pulang jam sepuluh. Sekali lagi saya berkata dalam hati, “Hari gini di Jakarta….ternyata masih ada orang yang baik dan tulus.”

Dada saya terasa sedikit sesak, seakan baru tersadar bahwa saya tidak boleh apatis. Memang benar, di dunia ini banyak orang-orang yang tidak peduli dengan orang lain, bahkan tidak peduli kalau apa yang dilakukannya merugikan orang lain. Namun selama masih ada orang yang peduli, masih ada orang yang tulus, meskipun sedikit jumlahnya, hidup dapat terasa jauh lebih indah. Saya menjadi bertanya-tanya sendiri, apakah saya sudah menjadi bagian dari jumlah yang sedikit itu. Mudah-mudahan demikian. Rasanya saya harus selalu ingat bahwa a small thing we do might make someone's day. Mata saya pun bertambah panas saat saya mengulurkan karcis parkir pada petugas dan mendengar dia berkata, “Terimakasih, Mbak. Selamat malam. Hati-hati di jalan.”

 
posted by FLaW at 11:30 AM | Permalink | 6 comments